29 Januari 2009

Robot Siap Menjadi Superhero di Dalam Air

Sebuah robot tengah dipersiapkan untuk menjadi superhero di dalam air. Robot unik ini pun siap menyelamatkan orang-orang yang tenggelam.

Robot penyelamat tersebut disiapkan oleh Kepolisian Bonneville County untuk membantu mencari orang-orang atau benda-benda yang tenggelam di sungai ular (snake river).

Dikutip detikINET dari Localnews8, Kamis (29/1/2009), robot ini dikendalikan dengan sebuah remote serta dilengkapi dengan kamera dan sistem sonar, sehingga pihak kepolisian bisa memantau dan mendengar apa yang terjadi di dalam air.

Kelebihan robot yang belum diberi nama ini dibanding seorang penyelam adalah, mampu menjangkau area yang lebih luas dan berbahaya. Dilengkapi dengan sebuah capit, robot ini dapat mengambil barang-barang bukti.

Untuk pengadaan robot tersebut, dana yang harus dikeluarkan terbilang besar, yakni sekitar US$50 ribu atau sekitar Rp568 juta. Namun, pihak kepolisian Bonneville County menyebut proyek ini sebagai investasi yang akan terbayar sendiri.

21 Januari 2009

Obama Bikin Layanan IT Kewalahan

Pelantikan Barack Obama menyibukkan jagat online dan jaringan telepon. Sejumlah jaringan ponsel mengaku kewalahan dan overload, begitu juga dengan internet yang melambat karena banyaknya yang mengakses.

Sepertinya banyak yang menggunakan waktu-waktu genting tersebut untuk saling berbagi informasi. Di satu sisi, hal ini membawa keuntungan bagi para provider, tapi di sisi lain, banyak pengguna yang merasa kesulitan dan kecewa.

Pengguna layanan telekomunikasi, misalnya, mengeluhkan sulitnya menerima atau membuat panggilan lewat telepon. Hal ini terjadi sejak pagi hingga sore hari setelah upacara digelar.

Salah satu operator ponsel terkemuka AT&T sudah mengantisipasi hal ini beberapa bulan sebelumnya dengan menaikkan kapasitas jaringan. Namun tetap saja, keluhan masih bermunculan, terutama dari pemakai operator lain.

Di internet sendiri hal yang tidak jauh berbeda terjadi. Seperti detikINET kutip dari XinHuaNet, Rabu (21/1/2009), Keynote Systems Inc., yang mencatat performa website mengatakan, 40 situs paling terkenal telah mengalami kelambatan sekitar 60% saat upacara dimulai

17 Januari 2009


Kemelut Israel-Palestina semakin panas. Para simpatisan dari kedua kubu saling berbalas serangan di dunia maya. Setelah beberapa waktu sebelumnya, pendukung Palestina menggempur sejumlah situs Israel kini simpatisan Israel menyiapkan aksi balasan.

Dikutip detikINET dari Softpedia, Selasa (13/1/2009), sekelompok pelajar telah menyiapkan sebuah aplikasi yang memungkinkan simpatisan Israel menggunakan komputer dan bandwith internet mereka untuk melumpuhkan situs-situs Palestina.

Kelompok yang menamakan diri mereka "Help Israel Win" ini mendistribusikan sebuah aplikasi seperti Trojan untuk melancarkan serangan Distributed Denial of Service (DDoS)

"Tujuan kami menggunakan kekuatan ini untuk mengacaukan upaya musuh menghancurkan Israel. Semakin banyak dukungan yang kami peroleh, maka akan semakin efektif," demikian isi situs yang ditulis kelompok tersebut.

Menurut analisa Bojan Zdrnja, ahli keamanan di SANS Internet Storm Center, aplikasi botnet dapat menjadi ancaman keamanan yang serius, di mana pemilik botnet dapat menambahkan aplikasi berbahaya sewaktu-waktu. Komando botnet dan server pengendali berada di IRC .

"Meski aplikasi tersebut sepertinya tidak berbahaya, pemilik botnet dapat melakukan apa saja yang dia inginkan," tandas Bojan.

Diklaim oleh kelompok tersebut, ada sekitar 8 ribu individu yang telah bergabung dan menginstal tool "Patriot" di komputer mereka. Selain itu para pelajar juga telah menerjemahkan situs mereka dalam beberapa bahasa selain Inggris dan Yahudi, yakni bahasa Prancis, Portugis, Rusia, dan Spanyol.

09 Januari 2009

Dunia Virtual Israel Dikepung Demonstran


Jakarta - Para demonstran di seluruh dunia berlomba memprotes serangan masif Israel atas Palestina. Tak hanya di dunia nyata, arus protes ternyata turut melanda Israel di dunia virtual online Second Life.

Di Second Life ini, memang banyak negara atau perusahaan membuat bangunan dan wilayah virtual untuk berpromosi. Wilayah Israel di Second Life dihiasi bangunan-bangunan landmark-nya seperti Temple Mount di Yerusalem, situs wisata di Tel Aviv dan juga pantai.

Ketika Israel menghujamkan misil-misilnya di jalur Gaza, sekelompok avatar di Second Life bersatu padu melakukan demonstrasi di area Israel tersebut. Avatar adalah sebutan untuk karakter virtual yang mewakili para pengguna Second Life.

"Banyak orang berteriak-teriak," tutur Beth Odets, salah satu kreator Second Life Israel. Pada intinya, para demonstran itu mengecam pembunuhan yang dilakukan para tentara Israel.

Bahkan saking banyaknya demonstran yang mengeroyok, Odet sempat menutup wilayah Israel di Second Life tersebut sehingga tak bisa dimasuki. Namun beberapa saat kemudian ia membukanya lagi.

Demonstran pun kembali berdatangan meski tidak sebanyak sebelumnya. Bahkan justru muncul para demonstran tandingan yang malah mendukung aksi Israel. Demikian seperti dilansir Industry Standard dan dikutip detikINET, Jumat (9/1/2009).
 

Copyright 2007 ID Media Inc, All Right Reserved. Crafted by Nurudin Jauhari